Ribuan Umat Muslim Laksanakan Salat Idul Adha 1446 Hijriah di Masjid Kubah Emas

Laksanakan

Idul Adha 1446 Hijriah kembali menjadi momentum penuh keberkahan dan kekhidmatan bagi umat Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu titik fokus pelaksanaan Salat Idul Adha yang paling menyedot perhatian masyarakat adalah Masjid Dian Al-Mahri atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Kubah Emas, yang terletak di kawasan Depok, Jawa Barat.

Ribuan umat Muslim dari berbagai penjuru Jabodetabek memadati kompleks masjid sejak dini hari, membawa serta keluarga, kerabat, dan semangat kebersamaan untuk melaksanakan salah satu ibadah paling sakral dalam Islam. Suasana religius, penuh keheningan dan penghayatan, berpadu dengan kebanggaan terhadap simbol keagungan arsitektur Islam di Indonesia. Artikel ini akan mengupas secara lengkap perjalanan ibadah Salat Idul Adha 1446 H di Masjid Kubah Emas, mulai dari persiapan, pelaksanaan, khotbah, suasana jamaah, hingga pesan spiritual dan sosial yang terangkai di balik momen penuh keberkahan ini.


Latar Belakang Masjid Kubah Emas: Simbol Kemegahan dan Spiritualitas

Masjid Kubah Emas merupakan salah satu masjid termegah di Asia Tenggara. Dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al-Rasyid, masjid ini telah menjadi landmark religius yang kerap menjadi pilihan utama umat Muslim untuk melaksanakan ibadah besar, terutama salat dua hari raya.

Dengan arsitektur khas Timur Tengah dan interior yang dihiasi emas 24 karat, Masjid Kubah Emas bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga representasi keindahan Islam yang menyatu dengan nilai-nilai lokal. Kompleks masjid ini mampu menampung puluhan ribu jamaah di area dalam maupun pelataran masjid.

Menjelang Idul Adha 1446 H, pengurus masjid telah melakukan persiapan matang, mulai dari kebersihan, pengaturan lalu lintas, sistem keamanan, hingga penyediaan air minum gratis dan tenda-tenda tambahan untuk mengantisipasi membludaknya jamaah.


Persiapan Sejak Dini Hari

Sejak pukul 03.30 WIB, kompleks Masjid Kubah Emas sudah mulai dipadati jamaah yang datang dari berbagai wilayah. Banyak yang datang menggunakan kendaraan pribadi, angkutan umum, hingga menyewa bus rombongan dari komunitas pengajian dan majelis taklim.

Petugas keamanan masjid dan relawan dari beberapa ormas Islam turut membantu mengarahkan kendaraan agar tidak menimbulkan kemacetan. Parkir darurat pun dibuka di lapangan-lapangan sekitar masjid untuk menampung kendaraan jamaah.

Sementara itu, di dalam kompleks masjid, petugas kebersihan bekerja keras memastikan seluruh area bersih dan nyaman. Sound system diuji coba berkali-kali untuk memastikan suara imam dan khatib bisa terdengar jelas hingga ke pelataran.

Para pedagang kaki lima juga mulai menjajakan dagangan seperti makanan ringan, minuman, mukena, sajadah, hingga mainan anak-anak. Suasana terasa meriah namun tetap khidmat.


Pelaksanaan Salat Idul Adha

Sekitar pukul 05.45 WIB, suara takbir mulai bergema dari pengeras suara masjid, menandakan waktu pelaksanaan Salat Idul Adha akan segera dimulai. Jamaah pun mulai memenuhi seluruh area dalam masjid, serambi, dan halaman. Barisan laki-laki dan perempuan tertata rapi, dengan jarak yang cukup sesuai anjuran kenyamanan ibadah.

Tepat pukul 06.00 WIB, Salat Idul Adha dimulai. Imam Salat pada tahun ini adalah Ustaz H. Abdul Malik, salah satu imam tetap Masjid Dian Al-Mahri yang juga dikenal sebagai hafiz Al-Qur’an. Beliau memimpin salat dengan suara tenang namun menggugah, melantunkan takbir dan bacaan salat dengan tartil yang menenangkan hati.

Salat berlangsung dua rakaat sesuai sunnah, dengan jumlah takbir yang khusus pada rakaat pertama dan kedua. Seluruh jamaah mengikuti dengan penuh khusyuk, banyak yang meneteskan air mata karena merasakan kedamaian dan kekhusyukan luar biasa.


Khotbah Idul Adha: Pesan Keteladanan Nabi Ibrahim

Setelah salat selesai, dilanjutkan dengan khotbah Idul Adha yang disampaikan oleh KH. Dr. Ahmad Farid, seorang ulama kharismatik dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Barat. Dalam khotbahnya, KH Ahmad Farid mengangkat tema besar tentang keteladanan Nabi Ibrahim AS dan relevansi pengorbanan dalam konteks kehidupan modern.

“Idul Adha bukan hanya soal menyembelih hewan kurban, tetapi bagaimana kita mampu menyembelih ego, kesombongan, dan hawa nafsu kita. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kepada kita bahwa iman dan ketundukan total kepada Allah SWT adalah kunci keberhasilan hidup di dunia dan akhirat,” ujarnya dengan penuh semangat.

Beliau juga menyinggung pentingnya meneladani semangat berbagi dan kepedulian sosial, terutama di tengah tantangan ekonomi dan kemiskinan yang masih melanda sebagian masyarakat Indonesia.

Khotbah yang berlangsung sekitar 30 menit itu disampaikan dalam bahasa Indonesia dan sesekali diselingi kutipan ayat suci Al-Qur’an serta hadis Nabi Muhammad SAW. Jamaah mendengarkan dengan seksama, banyak yang mengangguk, mencatat, dan merekam khotbah sebagai bahan renungan pribadi.


Pembagian Hewan Kurban

Usai salat dan khotbah, pengurus Masjid Kubah Emas langsung bersiap melaksanakan proses penyembelihan hewan kurban. Tahun ini, masjid menerima titipan kurban sebanyak 37 ekor sapi dan 112 ekor kambing dari jamaah, tokoh masyarakat, dan beberapa perusahaan swasta.

Penyembelihan dilakukan di area khusus yang telah disterilkan dari jamaah umum untuk alasan kesehatan dan keselamatan. Proses ini diawasi oleh tim dokter hewan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Depok untuk memastikan seluruh hewan dalam kondisi sehat dan penyembelihan sesuai syariat.

Daging kurban kemudian dikemas dan dibagikan kepada warga sekitar, para mustahik (penerima hak zakat dan sedekah), serta pesantren-pesantren yang berada di wilayah Depok dan sekitarnya. Proses distribusi ini dikoordinasikan oleh panitia yang telah ditunjuk, dengan sistem kupon agar pembagian lebih tertib dan merata.


Jamaah: Antusiasme dan Refleksi

Antusiasme jamaah terhadap pelaksanaan Salat Idul Adha di Masjid Kubah Emas begitu tinggi. Banyak dari mereka yang sudah menjadikan masjid ini sebagai tempat tahunan untuk beribadah bersama keluarga.

Salah satu jamaah, Rina (43), yang datang dari Bekasi, mengaku sudah lima kali berturut-turut melaksanakan salat Idul Adha di sini.

“Rasanya beda kalau salat di sini. Masjidnya megah, suasananya sangat religius, dan kami sekeluarga merasa damai. Apalagi khotbahnya selalu menenangkan hati,” ujarnya sambil menggandeng tangan anak perempuannya.

Sementara itu, seorang jamaah lansia bernama Haji Saman (68) dari Bogor mengatakan bahwa ia merasa sangat bersyukur bisa kembali beribadah di masjid ini.

“Setiap tahun saya usahakan ke sini. Ini masjid kebanggaan umat Islam. Saya bangga, dan mudah-mudahan bisa terus sehat agar bisa datang lagi tahun depan.”


Nilai Sosial Idul Adha: Lebih dari Sekadar Ritual

Idul Adha tidak hanya tentang ibadah personal, tetapi juga dimensi sosial yang kuat. Momentum ini menjadi pengingat akan pentingnya berbagi, menghapus kesenjangan, dan memperkuat solidaritas di tengah masyarakat.

Masjid Kubah Emas tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial. Selain pembagian daging kurban, masjid ini juga menyelenggarakan pengobatan gratis, santunan yatim, hingga pemberian paket sembako bagi warga kurang mampu.

Pihak pengurus masjid menyebutkan bahwa kegiatan sosial seperti ini telah menjadi tradisi tahunan. Bahkan, mereka bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial Islam untuk menjangkau lebih banyak penerima manfaat.


Pesan Ulama dan Tokoh Masyarakat

Dalam kesempatan ini, beberapa ulama dan tokoh masyarakat yang hadir juga memberikan pernyataan singkat. Mereka menegaskan pentingnya menjaga ukhuwah Islamiyah dan menjadikan Idul Adha sebagai sarana memperkuat ikatan kebangsaan.

KH. Hasan Basri, salah satu ulama sepuh Depok, mengatakan bahwa umat Islam Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa Islam adalah agama damai yang penuh kasih sayang.

“Di hari besar ini, kita tunjukkan bahwa Islam bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga bagaimana menjadi rahmat bagi lingkungan sekitar. Kurban adalah bukti bahwa kita peduli dan berkorban untuk sesama.”


Penutupan dan Harapan ke Depan

Menjelang pukul 09.30 WIB, jamaah mulai meninggalkan kompleks masjid. Sebagian masih bertahan untuk berswafoto di halaman masjid atau membeli oleh-oleh di sekitar area. Petugas kebersihan segera bergerak cepat membersihkan area bekas ibadah dan tempat penyembelihan.

Idul Adha 1446 H di Masjid Kubah Emas berlangsung khidmat, tertib, dan membawa kesan mendalam bagi seluruh jamaah. Di tengah dunia yang semakin terhubung namun juga penuh tantangan moral dan sosial, momentum seperti ini menjadi sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan spiritualitas.

Masjid Kubah Emas kembali membuktikan perannya bukan hanya sebagai simbol kemegahan, tetapi juga sebagai pusat peribadatan yang mampu menyatukan umat, menyebarkan cinta kasih, dan menyuarakan pesan pengorbanan dalam makna yang luas.

Dengan semangat Idul Adha, ribuan umat Muslim di Masjid Kubah Emas telah menorehkan satu lagi catatan keimanan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sebuah catatan tentang cinta, pengorbanan, dan persaudaraan yang tak lekang oleh waktu.

Baca Juga : MK Wajibkan Pendidikan Dasar Gratis di Sekolah Negeri dan Swasta, Dilakukan Secara Bertahap

pututogel.it.com

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal

cara memahami pola mahjong ways untuk meraih kemenangan besar

strategi ampuh menang di mahjong ways tanpa perlu modal besar

mengungkap rahasia rumus mahjong ways untuk hasil maksimal

panduan lengkap pola dan strategi menang di mahjong ways 2025

bongkar rahasia pola mahjong ways yang sering digunakan pro player

RTP GACOR

GAME GACOR

RTP GACOR

Sekolah Tinggi Agama Islam Nurul Hidayah

Pelajari Strategi Dan Rumus Mahjong Ways Untuk Pemula

Update Terbaru Pola Dan Trik Mahjong Ways Hari Ini

Bagaimana Cara Menentukan Pola Mahjong Ways Dengan Tepat

Tips Dan Trik Menang Mahjong Ways Berdasarkan Pola Dan Rumus Terbaru

Rahasia Pola Mahjong Ways Untuk Maksimalkan Keuntungan