Pada awal tahun 2025, aparat kepolisian berhasil mengungkap jaringan peredaran narkoba yang melibatkan anggota organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya. Modus operandi yang digunakan adalah metode “tempel”, di mana narkoba disembunyikan di tempat umum dan kemudian diambil oleh kurir atau konsumen. Penangkapan ini menjadi sorotan karena melibatkan oknum ormas yang seharusnya berperan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
Latar Belakang GRIB Jaya
GRIB Jaya adalah salah satu ormas yang memiliki pengaruh di beberapa daerah di Indonesia. Ormas ini dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan. Namun, belakangan ini, GRIB Jaya sering kali terlibat dalam berbagai kontroversi, termasuk bentrokan dengan ormas lain seperti Pemuda Pancasila (PP) di Blora pada Januari 2025 . Keterlibatan anggota ormas ini dalam jaringan peredaran narkoba semakin menambah daftar panjang masalah yang dihadapi oleh GRIB Jaya.

Modus Operandi Peredaran Narkoba
Metode “tempel” dalam peredaran narkoba melibatkan penyembunyian barang haram tersebut di tempat-tempat umum, seperti taman, halte, atau bahkan di bawah jembatan. Setelah itu, kurir atau konsumen yang telah mengetahui lokasi penyembunyian akan mengambilnya. Metode ini memanfaatkan keramaian dan kurangnya pengawasan di tempat umum untuk menghindari deteksi aparat keamanan. Dalam kasus ini, anggota GRIB Jaya diduga berperan sebagai kurir atau bahkan sebagai pengatur lokasi penyembunyian narkoba.
Penangkapan dan Pengungkapan Jaringan
Pihak kepolisian berhasil menangkap beberapa anggota GRIB Jaya yang terlibat dalam jaringan peredaran narkoba ini. Penangkapan dilakukan setelah aparat mendapatkan informasi dari masyarakat dan melakukan penyelidikan intensif. Barang bukti yang berhasil diamankan antara lain narkoba jenis sabu, alat komunikasi, dan sejumlah uang tunai yang diduga hasil dari transaksi narkoba.
Selain itu, polisi juga menemukan bukti yang mengarah pada keterlibatan anggota ormas lain dalam jaringan ini. Hal ini menunjukkan bahwa peredaran narkoba dengan modus tempel telah melibatkan jaringan yang lebih luas dan terorganisir.
Dampak Terhadap Masyarakat dan Ormas
Keterlibatan anggota ormas dalam peredaran narkoba memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap masyarakat. Ormas yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat justru menjadi bagian dari masalah. Hal ini dapat merusak citra ormas tersebut dan menurunkan kepercayaan publik terhadap keberadaan mereka.
Di sisi lain, peredaran narkoba dengan modus tempel juga meningkatkan risiko penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja dan masyarakat umum. Metode ini memudahkan akses terhadap narkoba tanpa harus melalui transaksi langsung, sehingga sulit untuk dideteksi oleh aparat keamanan.
Langkah Kepolisian dan Tindakan Hukum
Setelah penangkapan, polisi melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan mengembangkan penyelidikan untuk mengungkap jaringan peredaran narkoba yang lebih luas. Beberapa tersangka telah ditetapkan sebagai pelaku utama dan dijerat dengan pasal-pasal terkait narkotika.
Selain itu, kepolisian juga berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan instansi terkait lainnya untuk melakukan pemberantasan narkoba secara menyeluruh. Langkah-langkah preventif seperti sosialisasi bahaya narkoba dan peningkatan pengawasan di tempat-tempat umum juga dilakukan untuk mencegah meluasnya peredaran narkoba dengan modus tempel.
Peran Masyarakat dalam Pemberantasan Narkoba
Masyarakat memiliki peran penting dalam pemberantasan narkoba. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan aktivitas mencurigakan kepada pihak berwenang, masyarakat dapat membantu aparat keamanan dalam mengungkap jaringan peredaran narkoba. Selain itu, pendidikan dan penyuluhan tentang bahaya narkoba perlu ditingkatkan, terutama di kalangan pelajar dan remaja, untuk mencegah mereka terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.
Kesimpulan
Penangkapan anggota ormas GRIB Jaya yang terlibat dalam peredaran narkoba dengan modus tempel menunjukkan bahwa peredaran narkoba telah merambah ke berbagai lapisan masyarakat, termasuk organisasi masyarakat. Hal ini menjadi tantangan besar bagi aparat keamanan dalam memberantas narkoba secara efektif. Diperlukan kerjasama antara pemerintah, aparat keamanan, ormas, dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bebas dari narkoba.
Pemberantasan narkoba bukan hanya tanggung jawab aparat, tetapi juga tanggung jawab bersama. Dengan kesadaran dan partisipasi aktif dari semua pihak, diharapkan Indonesia dapat terbebas dari peredaran narkoba yang merusak generasi bangsa.
Baca Juga : Shell Resmi Jual Seluruh SPBU di Indonesia: Langkah Strategis Menuju Transformasi Energi