Pendahuluan
Pada 9 Mei 2025, program investigasi Crime Chief dari stasiun televisi JTBC News mengungkapkan sebuah kasus yang memicu kontroversi di media sosial. Seorang influencer asal Korea Selatan yang menetap di Filipina diketahui membeli dan meminum air susu ibu (ASI) dari ibu-ibu lokal demi konten. Tindakannya ini langsung menuai kecaman dari berbagai kalangan, baik di Korea Selatan maupun internasional.
Kronologi Kejadian
Influencer yang identitasnya tidak diungkapkan tersebut mengaku telah menjalani karier live-streaming selama lebih dari delapan tahun dan telah mengunggah lebih dari 4.000 video di kanalnya. Lebih dari 30 video di antaranya khusus membahas transaksi ASI. Dalam video-video tersebut, ia terlihat menghampiri ibu-ibu menyusui di jalanan Filipina dan menawarkan 500 peso (sekitar Rp140.000) sebagai imbalan atas ASI mereka. Ia bahkan meminum langsung ASI tersebut di depan para ibu dan bayi mereka, dan dalam beberapa kasus, mencampurkannya dengan alkohol dalam format mukbang. Yang lebih mengejutkan, ia kerap memberikan uang langsung kepada bayi alih-alih kepada sang ibu
Reaksi Publik dan Kritik
Tindakan influencer tersebut langsung memicu kemarahan publik. Banyak yang menilai bahwa ia telah melecehkan martabat perempuan dan mengeksploitasi kemiskinan demi popularitas. Seorang mantan Kepala Unit Investigasi Kriminal Internasional Kepolisian Metropolitan Seoul, Kim Eun-bae, mengatakan bahwa memberi uang langsung kepada bayi jelas merendahkan martabat ibu dan anak, serta mendorong eksploitasi dan merusak citra Korea Selatan di mata dunia.
Selain itu, banyak warganet yang mengkritik tindakan influencer tersebut sebagai lelucon yang keterlaluan dan mempermainkan orang miskin. Beberapa juga menyatakan rasa malu sebagai warga negara Korea Selatan atas perilaku tersebut.
Pembelaan dari Influencer
Dalam wawancara dengan JTBC, sang influencer membela dirinya dengan menyebut bahwa tindakannya bertujuan untuk membantu komunitas lokal. Ia mengklaim bahwa banyak ibu-ibu di Filipina yang tidak memiliki pekerjaan dan ia ingin mendukung mereka. Ia juga menyebut bahwa ASI dikonsumsinya demi kesehatan pribadi karena tubuhnya lemah, dan menyebut insiden ini sebagai “perbedaan budaya”.

Dampak Sosial dan Budaya
Kasus ini menyoroti bagaimana konten di media sosial dapat mempengaruhi persepsi dan norma sosial. Tindakan influencer tersebut dianggap tidak sensitif terhadap budaya lokal dan etika dalam berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu, kasus ini juga menimbulkan pertanyaan tentang batasan antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab sosial dalam pembuatan konten.
Kesimpulan
Kasus influencer Korea yang membeli dan meminum ASI ibu Filipina demi konten ini menjadi cermin dari dampak negatif media sosial jika tidak digunakan dengan bijak. Meskipun bertujuan untuk membantu, cara yang dipilih dapat menimbulkan kontroversi dan merugikan pihak lain. Oleh karena itu, penting bagi para pembuat konten untuk mempertimbangkan etika dan dampak sosial dari setiap tindakan yang mereka lakukan di platform publik
Baca Juga : Meningkatkan Kesadaran Lingkungan Melalui Program Edukasi